“Dita,kamu lihat Rency nggak ?” tanya Gentar padaku yang tengah berdiri didepan kelas sendirian. 
“Emangnya ada perlu apa kamu cari Rency ?” tanyaku balik ,heran untuk apa Gentar mencari mantan pacarnya itu.
“Begini, aku mau minta dia ngajar les adik laki-lakiku yang kelas lima SD,“
“Aku udah  coba mengajarinya dan memasukannya  ke bimbingan belajar. Tapi nggak ada hasilnya, mungkin saja Rency bisa bantu,”lanjutnya.
    Wah gawat kalo begini caranya mereka bisa jadian lagi artinya nggak ada kesempatan aku untuk deketin Gentar. Aku harus ambil tindakan.
“Kalau ngajar anak kelas lima SD aja, aku juga bisa. Nggak perlu minta bantuan Rency” spontan kata-kata itu keluar dari mulutku. Ceritanya aku lagi promosi diri. 
“Ya udah ,gimana kalau kamu aja yang ngajar adikku. Gajinya lumayanlah buat nambah uang saku. Soal transportasi jangan khawatir aku akan antar jemput kamu “ mendengar tawaran Gentar tak ayal mampu membuatku menggangguk tanda bersedia ,kapan lagi coba dapat kesempatan diantar jemput Gentar pake motor ninjanya .Uh……so sweet!
    “Kalau begitu nanti sore aku jemput kamu, untuk alamat rumahmu kamu sms aja ya” kata gentar seraya melangkah pergi.
“Yeah……!akhirnya aku punya kesempatan deket  sama Gentar “ aku begitu riang dan bahagia .
    Tapi tunggu, aku Leondita kameswari Vyanda ngajar anak kelas lima SD. Ok..!dalam sejarah raportku dari SD aku memang tak pernah mendapatkan nilai  jelek. Tapi untuk sekedar informasi sekaligus pengakuan  sebenarnya sejak SD aku dapat nilai itu dengan nyontek  bahkan saat ulanganpun   aku pakai taktik buka buku atau nodong murid pinter biar ngasih jawaban  dan itu berlanjut hingga aku SMU. Pokoknya, aku jauh dari yang namanya belajar dan sekarang aku harus mengajar anak kelas lima  SD? mati aku…….!
*
“Kamu punya pr ?” tanyaku membuka pembicaraan pada Gery adik Gentar di hari pertama aku mengajar. 
    Bocah tambun tapi tampan itu menggangguk, kemudian meronggoh tas sekolahnya, selagi ia mengeluarkan buku prnya  aku mengalihkan pandangan ke sebrang ruangan  dimana, Gentar tengah menonton tv dengan gayanya yang macho, hal itu membuatku merasa Gentar adalah cowok yang paling cool.
“Kalau gini caranya, tiap hari mataku bisa seger karena terus ngelihat Gentar “
“Raja yang yerkenal dari majapahit adalah ?” Gery mulai membaca soal pertama prnya yang mampu menyadarkanku untuk kembali mengalihkan perhatian padanya.
“Oh………jawabannya  ya Gajah mada “jawabku mantap.
Anak berusia 10 tahun itu mengerenyitkan dahinya dan terlihat kebingungan.
“Kamu kenapa ,ada yang kamu nggak ngerti” tanyaku heran
“Gajah mada itukan bukan raja tapi dia itu maha patih “ jawabnya pelan 
“Aduh Leondita……bego banget sih, kenapa bisa sok yakin  gitu ngejawabnya pake salah lagi “ wajahku langsung memerah karena malu. 
    Untuk menutupi kesalahanku,aku tersenyum lebar dan cepat meroggoh buku paket ips  yang ada di meja. Aku  pura-pura membuka-buka halaman buku itu, hingga akhirnya ku temukan sebuah nama yaitu hayam wuruk.
“Kakak Cuma ngetes kamu aja dan ternyata kamu tahu kalau Gajah mada itu adalah maha patih dan jawaban yang sebenarnya  itu hayam wuruk “ paparku penuh percaya diri.
Huh !akhirnya aku dapat alasan biar nggak malu. Dengan bantuan  buku paket itu juga aku bisa menjawab pertanyaan pertanyaan selanjutnya. Untungnya  Gery nggak curiga kalau aku nggak menguasai materi ini.
    Itu baru hari pertama ,untuk hari kedua parah. Aku harus membantunya menjawab soal tentang ipa, mengenai sistem pernafasan dan pencernaan manusia. Sumpah pusing! banyak istilah-istilah yang nggak aku ngerti.
      Tapi aku tetep pake cara liat buku paket yang ada. Mending , kalau ada jawabannya di paket itu kalau nggak ada, jurusku adalah berkata “Aduh apa ya ?kakak tahu tapi aduh lupa maklum udah lama  nggak ketemu pelajaran SD”
Dan untuk hari ketiga makin parah aku harus bertemu dengan yang namanya akar kuadrat.
    Kebetulan Gentar lagi lewat ke ruangan tempat kami belajar. Aku langsung sok ngejelasin  soal  tanpa melihat paket.
“Jadi akar dari 169 adalah 14 ,mudahkan ?” kataku pada Gery yang langsung di bantahnya.
“Kak ,akar dari 169 itu 13 bukan 14 karena 14 pangkat dua itu 196 “
Aduh sial !kenapa kebodohanku bisa muncul lagi pada saat ada Gentar. Sebuah senyuman kulihat bertengger di bibirnya Gentar entah itu senyum yang meledeku atau merasa ini lucu. Harga diriku udah kecoreng nih. Tapi, aku masih punya ide.
“Kakak Cuma ngetes kamu kok, ternyata kamu itu udah ngerti materi ini“ aku harap Gentar yang masih ada diruangan mendengar ucapanku. Karena  hanya  alasan itu salah satu cara agar aku tidak terlihat bodoh.
**
“Terima kasih  ya,kamu udah bantu adikku sampai dia jadi lebih baik di pelajaran sekolahnya “ ucap Gentar padaku saat mengantarku pulang.
“sama-sama, lagi pula nggak susah kok ngajar Gery karena Pada dasarnya dia itu pintar, nyatanya setiap aku menjawab pertanyaan dengan salah dia bisa menjawaabnya dengan benar. Mungkin  karena sifatnya yang pemalu  dan tak berani membuat dia nggak pd  untuk mengutarakan apa yang dia pikirkan” paparku
“Oh…jadi kamu suka menjawab salah itu sengaja agar Gery menjawab dengan benar?” simpulnya
Aku mengangguk sambil tersenyum
“Padahalkan aku emang jawabnya suka salah melulu. Tapi, nggak apa-apa deh untung-untung ngebersihin nama baik “ gumamku dalam hati.
“Tapi aku harus tetap bilang terimakasih sama kamu karena berkat kamu juga Gery bisa berani dan nggak pemalu lagi”
Sekali lagi aku tersenyum dan Gentarpun tersenyum menatapku ah… mukaku langsung merah karena begitu salah tingkah di tatap Gentar begitu lekat. Tapi aku langsung BT Soalnya kak Gentar langsung pamit dan melaju pergi dengan sepeda motornya untuk pulang. 
“Aku kira dia mau ngajak aku atau ngajak makan siang dan sejenisnya  eh Cuma bilang makasih doang “ kesalku.
Tapi nggak heran juga melihat sikap Gentar kayak gitu. Dari dulu ia emang dikenal dengan cowok yang cuek, pemalu pasif pokoknya nggak ada kesan perayu atau penggoda dan itu sala satu alasanku menyukainya. Dulu dia bisa jadian sama Rency aja karena Rency duluan yang nembak, tapi masa sih aku harus melakukan  itu juga, gengsi dong.
***
Beberapa hari mengajar Gery mampu membuatku dekat dengannya maklumlah aku emang rada centil dan cerewet waktu bicara sama dia. Alhasil dia sering tersenyum dan menjadikanku sebagai tempatnya berbicara. Mungkin, benar kata Gentar aku udah membuat Gery lebih baik.
“Ni kak, hasil ulangan ipsku nilainya 8 “ kata bocah tambun itu padaku kusambut kertas itu dengan sebuah senyum “Bagus ,lumayan. Gimana  teman-teman kamu ada yang dapat sepuluh?”
“ada kak beberapa orang “
“temen kamu bisa nilainya 10 kamu harus turutin mereka tuh” saranku 
“Nggak ah mereka dapat nilai 10 karena lihat buku paket ,tadi aku lihat sendiri.”
“Kenapa nggak ? kalau emang dengan lihat buku kamu dapat  nilai 10” usulku lagi
“Kak Dita, mencontek itukan perbuatan tercela, kata Guruku di sekolah  dengan mencontek kita sama saja membuat bodoh diri kita. lagipula kita sekolah untuk  belajar bukan untuk dapat nilai besar”
“Degg….” kata-kata Gery sangat menyindir dan menegurku secara tidak langsung. Selama ini aku bergemul dengan hal yang aku anggap sepele ternyata itu sangat berpengaruh, nyatanya dengan kebiasaan ku menyontek hasilnya otaku jadi kosong. Kini aku merasa malu pada diriku sendiri dan merasa tak pantas untuk mengajar Gery.
      Entah kenapa, ucapan Gery mampu mendorongku untuk bisa membimbing Gery  yang artinya aku harus belajar dan lebih pintar darinya.
Meski rasanya mustahil. Tapi, ini benar-benar terjadi. Seorang Leondita belajar dengan membaca buku-buku pelajaran SD dan menghapalnya. Awalnya memang sulit bagi aku yang selalu  mengutamakan main dan jajan  daripada belajar dirumah, tapi gara-gara sosok penyemangatku  Gery, aku berhasil sedikit demi sedikit membimbingnya. Otomatis aku nggak tampak bodoh lagi dihadapanya.
Tanpa aku sadari hal itu berdampak pada pelajaranku disekolah. Gara-gara suka baca buku pelajaran SD, jadi keterusan semua buku pelajaran sekolah aku baca hasilnya aku bisa melewati ulangan-ulanganku dengan gemilang tanpa embel-embel nyontek, tentu saja ini menggemparkan teman-teman kelasku yang tahu aku sering nyontek.
**** 
Hancur,hancur hatiku. Kok  seperti judul lagu ya. Tapi hatiku ini memang hancur gara-garanya aku kemarin mergokin Gentar lagi pelukan sama Rency di taman belakang sekolah, belum lagi ditambah sepulang sekolah Gentar mengantar Rency pake motornya.
“Nyebelin !emang sih dari gelagatnnya Gentar kayak nggak ada rasa sama aku, tapi kenapa dia harus balikan lagi sama Rency. 
“Iya nih kakak sedih soalnya kemrin kakak liat Gentar pelukan sama Rency ,mantannya “kataku blak-blakan .Ups !aku keceplosan
“Leondita bodoh ,kenapa harus ceritakan hal itu sama Gery “sesalku dalam hati
Gery tersenyum geli ,membuatku malu
“Kak Gentar !Kak Leondita cemburu nih ngelihat kakak pelukan sama cewek lain “teriak Gery sangat keras sehinggaterdengar sampai ruang tamu dimana Gentar berada .aku langsung terhenyak tak menyangka Gery akan melakukan hal itu .belum sempat aku memarahi Gery ,Gentar lebih dulu munculdihadapanku dengan sebuah senyuman
“Jadi kamu lihat aku pelukan sama Rency ?kamu jangan salah paham Rency aku karena dia lagi sedih soalnya pacarnya kecelakaan motor “papar Gentar tenang .Aku menghela nafas lega ,ternyata kecurigaanku salah.otomatis aku masih punya kesempatan .
Tapi gara-gara kejadian ini ,adi ketahuan deh kalau suka sama Gentar .
Syukurlah Gentar akhirnya memberikan ku sinyal positif . Nyatanya dia mulai ajak aku ngedate samapai satu bulan kemudian Gentar Nembak aku .dan kitapun jadian.semua yang kualami ini memang gara gara Gery.Terimakasih Gery.
Reka sukma membawa jiwa
Blog yang berisi kumpulan cerita karya Ecca mustika atau Reka Sukma
Sabtu, 12 Februari 2011
Gara gara Gery
 “Dita,kamu lihat Rency nggak ?” tanya Gentar padaku yang tengah berdiri didepan kelas sendirian. 
“Emangnya ada perlu apa kamu cari Rency ?” tanyaku balik ,heran untuk apa Gentar mencari mantan pacarnya itu.
“Begini, aku mau minta dia ngajar les adik laki-lakiku yang kelas lima SD,“
“Aku udah coba mengajarinya dan memasukannya ke bimbingan belajar. Tapi nggak ada hasilnya, mungkin saja Rency bisa bantu,”lanjutnya.
Wah gawat kalo begini caranya mereka bisa jadian lagi artinya nggak ada kesempatan aku untuk deketin Gentar. Aku harus ambil tindakan.
“Kalau ngajar anak kelas lima SD aja, aku juga bisa. Nggak perlu minta bantuan Rency” spontan kata-kata itu keluar dari mulutku. Ceritanya aku lagi promosi diri.
“Ya udah ,gimana kalau kamu aja yang ngajar adikku. Gajinya lumayanlah buat nambah uang saku. Soal transportasi jangan khawatir aku akan antar jemput kamu “ mendengar tawaran Gentar tak ayal mampu membuatku menggangguk tanda bersedia ,kapan lagi coba dapat kesempatan diantar jemput Gentar pake motor ninjanya .Uh……so sweet!
“Kalau begitu nanti sore aku jemput kamu, untuk alamat rumahmu kamu sms aja ya” kata gentar seraya melangkah pergi.
“Yeah……!akhirnya aku punya kesempatan deket sama Gentar “ aku begitu riang dan bahagia .
Tapi tunggu, aku Leondita kameswari Vyanda ngajar anak kelas lima SD. Ok..!dalam sejarah raportku dari SD aku memang tak pernah mendapatkan nilai jelek. Tapi untuk sekedar informasi sekaligus pengakuan sebenarnya sejak SD aku dapat nilai itu dengan nyontek bahkan saat ulanganpun aku pakai taktik buka buku atau nodong murid pinter biar ngasih jawaban dan itu berlanjut hingga aku SMU. Pokoknya, aku jauh dari yang namanya belajar dan sekarang aku harus mengajar anak kelas lima SD? mati aku…….!
*
“Kamu punya pr ?” tanyaku membuka pembicaraan pada Gery adik Gentar di hari pertama aku mengajar.
Bocah tambun tapi tampan itu menggangguk, kemudian meronggoh tas sekolahnya, selagi ia mengeluarkan buku prnya aku mengalihkan pandangan ke sebrang ruangan dimana, Gentar tengah menonton tv dengan gayanya yang macho, hal itu membuatku merasa Gentar adalah cowok yang paling cool.
“Kalau gini caranya, tiap hari mataku bisa seger karena terus ngelihat Gentar “
“Raja yang yerkenal dari majapahit adalah ?” Gery mulai membaca soal pertama prnya yang mampu menyadarkanku untuk kembali mengalihkan perhatian padanya.
“Oh………jawabannya ya Gajah mada “jawabku mantap.
Anak berusia 10 tahun itu mengerenyitkan dahinya dan terlihat kebingungan.
“Kamu kenapa ,ada yang kamu nggak ngerti” tanyaku heran
“Gajah mada itukan bukan raja tapi dia itu maha patih “ jawabnya pelan
“Aduh Leondita……bego banget sih, kenapa bisa sok yakin gitu ngejawabnya pake salah lagi “ wajahku langsung memerah karena malu.
Untuk menutupi kesalahanku,aku tersenyum lebar dan cepat meroggoh buku paket ips yang ada di meja. Aku pura-pura membuka-buka halaman buku itu, hingga akhirnya ku temukan sebuah nama yaitu hayam wuruk.
“Kakak Cuma ngetes kamu aja dan ternyata kamu tahu kalau Gajah mada itu adalah maha patih dan jawaban yang sebenarnya itu hayam wuruk “ paparku penuh percaya diri.
Huh !akhirnya aku dapat alasan biar nggak malu. Dengan bantuan buku paket itu juga aku bisa menjawab pertanyaan pertanyaan selanjutnya. Untungnya Gery nggak curiga kalau aku nggak menguasai materi ini.
Itu baru hari pertama ,untuk hari kedua parah. Aku harus membantunya menjawab soal tentang ipa, mengenai sistem pernafasan dan pencernaan manusia. Sumpah pusing! banyak istilah-istilah yang nggak aku ngerti.
Tapi aku tetep pake cara liat buku paket yang ada. Mending , kalau ada jawabannya di paket itu kalau nggak ada, jurusku adalah berkata “Aduh apa ya ?kakak tahu tapi aduh lupa maklum udah lama nggak ketemu pelajaran SD”
Dan untuk hari ketiga makin parah aku harus bertemu dengan yang namanya akar kuadrat.
Kebetulan Gentar lagi lewat ke ruangan tempat kami belajar. Aku langsung sok ngejelasin soal tanpa melihat paket.
“Jadi akar dari 169 adalah 14 ,mudahkan ?” kataku pada Gery yang langsung di bantahnya.
“Kak ,akar dari 169 itu 13 bukan 14 karena 14 pangkat dua itu 196 “
Aduh sial !kenapa kebodohanku bisa muncul lagi pada saat ada Gentar. Sebuah senyuman kulihat bertengger di bibirnya Gentar entah itu senyum yang meledeku atau merasa ini lucu. Harga diriku udah kecoreng nih. Tapi, aku masih punya ide.
“Kakak Cuma ngetes kamu kok, ternyata kamu itu udah ngerti materi ini“ aku harap Gentar yang masih ada diruangan mendengar ucapanku. Karena hanya alasan itu salah satu cara agar aku tidak terlihat bodoh.
**
“Terima kasih ya,kamu udah bantu adikku sampai dia jadi lebih baik di pelajaran sekolahnya “ ucap Gentar padaku saat mengantarku pulang.
“sama-sama, lagi pula nggak susah kok ngajar Gery karena Pada dasarnya dia itu pintar, nyatanya setiap aku menjawab pertanyaan dengan salah dia bisa menjawaabnya dengan benar. Mungkin karena sifatnya yang pemalu dan tak berani membuat dia nggak pd untuk mengutarakan apa yang dia pikirkan” paparku
“Oh…jadi kamu suka menjawab salah itu sengaja agar Gery menjawab dengan benar?” simpulnya
Aku mengangguk sambil tersenyum
“Padahalkan aku emang jawabnya suka salah melulu. Tapi, nggak apa-apa deh untung-untung ngebersihin nama baik “ gumamku dalam hati.
“Tapi aku harus tetap bilang terimakasih sama kamu karena berkat kamu juga Gery bisa berani dan nggak pemalu lagi”
Sekali lagi aku tersenyum dan Gentarpun tersenyum menatapku ah… mukaku langsung merah karena begitu salah tingkah di tatap Gentar begitu lekat. Tapi aku langsung BT Soalnya kak Gentar langsung pamit dan melaju pergi dengan sepeda motornya untuk pulang.
“Aku kira dia mau ngajak aku atau ngajak makan siang dan sejenisnya eh Cuma bilang makasih doang “ kesalku.
Tapi nggak heran juga melihat sikap Gentar kayak gitu. Dari dulu ia emang dikenal dengan cowok yang cuek, pemalu pasif pokoknya nggak ada kesan perayu atau penggoda dan itu sala satu alasanku menyukainya. Dulu dia bisa jadian sama Rency aja karena Rency duluan yang nembak, tapi masa sih aku harus melakukan itu juga, gengsi dong.
***
Beberapa hari mengajar Gery mampu membuatku dekat dengannya maklumlah aku emang rada centil dan cerewet waktu bicara sama dia. Alhasil dia sering tersenyum dan menjadikanku sebagai tempatnya berbicara. Mungkin, benar kata Gentar aku udah membuat Gery lebih baik.
“Ni kak, hasil ulangan ipsku nilainya 8 “ kata bocah tambun itu padaku kusambut kertas itu dengan sebuah senyum “Bagus ,lumayan. Gimana teman-teman kamu ada yang dapat sepuluh?”
“ada kak beberapa orang “
“temen kamu bisa nilainya 10 kamu harus turutin mereka tuh” saranku
“Nggak ah mereka dapat nilai 10 karena lihat buku paket ,tadi aku lihat sendiri.”
“Kenapa nggak ? kalau emang dengan lihat buku kamu dapat nilai 10” usulku lagi
“Kak Dita, mencontek itukan perbuatan tercela, kata Guruku di sekolah dengan mencontek kita sama saja membuat bodoh diri kita. lagipula kita sekolah untuk belajar bukan untuk dapat nilai besar”
“Degg….” kata-kata Gery sangat menyindir dan menegurku secara tidak langsung. Selama ini aku bergemul dengan hal yang aku anggap sepele ternyata itu sangat berpengaruh, nyatanya dengan kebiasaan ku menyontek hasilnya otaku jadi kosong. Kini aku merasa malu pada diriku sendiri dan merasa tak pantas untuk mengajar Gery.
Entah kenapa, ucapan Gery mampu mendorongku untuk bisa membimbing Gery yang artinya aku harus belajar dan lebih pintar darinya.
Meski rasanya mustahil. Tapi, ini benar-benar terjadi. Seorang Leondita belajar dengan membaca buku-buku pelajaran SD dan menghapalnya. Awalnya memang sulit bagi aku yang selalu mengutamakan main dan jajan daripada belajar dirumah, tapi gara-gara sosok penyemangatku Gery, aku berhasil sedikit demi sedikit membimbingnya. Otomatis aku nggak tampak bodoh lagi dihadapanya.
Tanpa aku sadari hal itu berdampak pada pelajaranku disekolah. Gara-gara suka baca buku pelajaran SD, jadi keterusan semua buku pelajaran sekolah aku baca hasilnya aku bisa melewati ulangan-ulanganku dengan gemilang tanpa embel-embel nyontek, tentu saja ini menggemparkan teman-teman kelasku yang tahu aku sering nyontek.
****
Hancur,hancur hatiku. Kok seperti judul lagu ya. Tapi hatiku ini memang hancur gara-garanya aku kemarin mergokin Gentar lagi pelukan sama Rency di taman belakang sekolah, belum lagi ditambah sepulang sekolah Gentar mengantar Rency pake motornya.
“Nyebelin !emang sih dari gelagatnnya Gentar kayak nggak ada rasa sama aku, tapi kenapa dia harus balikan lagi sama Rency.
“Iya nih kakak sedih soalnya kemrin kakak liat Gentar pelukan sama Rency ,mantannya “kataku blak-blakan .Ups !aku keceplosan
“Leondita bodoh ,kenapa harus ceritakan hal itu sama Gery “sesalku dalam hati
Gery tersenyum geli ,membuatku malu
“Kak Gentar !Kak Leondita cemburu nih ngelihat kakak pelukan sama cewek lain “teriak Gery sangat keras sehinggaterdengar sampai ruang tamu dimana Gentar berada .aku langsung terhenyak tak menyangka Gery akan melakukan hal itu .belum sempat aku memarahi Gery ,Gentar lebih dulu munculdihadapanku dengan sebuah senyuman
“Jadi kamu lihat aku pelukan sama Rency ?kamu jangan salah paham Rency aku karena dia lagi sedih soalnya pacarnya kecelakaan motor “papar Gentar tenang .Aku menghela nafas lega ,ternyata kecurigaanku salah.otomatis aku masih punya kesempatan .
Tapi gara-gara kejadian ini ,adi ketahuan deh kalau suka sama Gentar .
Syukurlah Gentar akhirnya memberikan ku sinyal positif . Nyatanya dia mulai ajak aku ngedate samapai satu bulan kemudian Gentar Nembak aku .dan kitapun jadian.semua yang kualami ini memang gara gara Gery.Terimakasih Gery.
“Emangnya ada perlu apa kamu cari Rency ?” tanyaku balik ,heran untuk apa Gentar mencari mantan pacarnya itu.
“Begini, aku mau minta dia ngajar les adik laki-lakiku yang kelas lima SD,“
“Aku udah coba mengajarinya dan memasukannya ke bimbingan belajar. Tapi nggak ada hasilnya, mungkin saja Rency bisa bantu,”lanjutnya.
Wah gawat kalo begini caranya mereka bisa jadian lagi artinya nggak ada kesempatan aku untuk deketin Gentar. Aku harus ambil tindakan.
“Kalau ngajar anak kelas lima SD aja, aku juga bisa. Nggak perlu minta bantuan Rency” spontan kata-kata itu keluar dari mulutku. Ceritanya aku lagi promosi diri.
“Ya udah ,gimana kalau kamu aja yang ngajar adikku. Gajinya lumayanlah buat nambah uang saku. Soal transportasi jangan khawatir aku akan antar jemput kamu “ mendengar tawaran Gentar tak ayal mampu membuatku menggangguk tanda bersedia ,kapan lagi coba dapat kesempatan diantar jemput Gentar pake motor ninjanya .Uh……so sweet!
“Kalau begitu nanti sore aku jemput kamu, untuk alamat rumahmu kamu sms aja ya” kata gentar seraya melangkah pergi.
“Yeah……!akhirnya aku punya kesempatan deket sama Gentar “ aku begitu riang dan bahagia .
Tapi tunggu, aku Leondita kameswari Vyanda ngajar anak kelas lima SD. Ok..!dalam sejarah raportku dari SD aku memang tak pernah mendapatkan nilai jelek. Tapi untuk sekedar informasi sekaligus pengakuan sebenarnya sejak SD aku dapat nilai itu dengan nyontek bahkan saat ulanganpun aku pakai taktik buka buku atau nodong murid pinter biar ngasih jawaban dan itu berlanjut hingga aku SMU. Pokoknya, aku jauh dari yang namanya belajar dan sekarang aku harus mengajar anak kelas lima SD? mati aku…….!
*
“Kamu punya pr ?” tanyaku membuka pembicaraan pada Gery adik Gentar di hari pertama aku mengajar.
Bocah tambun tapi tampan itu menggangguk, kemudian meronggoh tas sekolahnya, selagi ia mengeluarkan buku prnya aku mengalihkan pandangan ke sebrang ruangan dimana, Gentar tengah menonton tv dengan gayanya yang macho, hal itu membuatku merasa Gentar adalah cowok yang paling cool.
“Kalau gini caranya, tiap hari mataku bisa seger karena terus ngelihat Gentar “
“Raja yang yerkenal dari majapahit adalah ?” Gery mulai membaca soal pertama prnya yang mampu menyadarkanku untuk kembali mengalihkan perhatian padanya.
“Oh………jawabannya ya Gajah mada “jawabku mantap.
Anak berusia 10 tahun itu mengerenyitkan dahinya dan terlihat kebingungan.
“Kamu kenapa ,ada yang kamu nggak ngerti” tanyaku heran
“Gajah mada itukan bukan raja tapi dia itu maha patih “ jawabnya pelan
“Aduh Leondita……bego banget sih, kenapa bisa sok yakin gitu ngejawabnya pake salah lagi “ wajahku langsung memerah karena malu.
Untuk menutupi kesalahanku,aku tersenyum lebar dan cepat meroggoh buku paket ips yang ada di meja. Aku pura-pura membuka-buka halaman buku itu, hingga akhirnya ku temukan sebuah nama yaitu hayam wuruk.
“Kakak Cuma ngetes kamu aja dan ternyata kamu tahu kalau Gajah mada itu adalah maha patih dan jawaban yang sebenarnya itu hayam wuruk “ paparku penuh percaya diri.
Huh !akhirnya aku dapat alasan biar nggak malu. Dengan bantuan buku paket itu juga aku bisa menjawab pertanyaan pertanyaan selanjutnya. Untungnya Gery nggak curiga kalau aku nggak menguasai materi ini.
Itu baru hari pertama ,untuk hari kedua parah. Aku harus membantunya menjawab soal tentang ipa, mengenai sistem pernafasan dan pencernaan manusia. Sumpah pusing! banyak istilah-istilah yang nggak aku ngerti.
Tapi aku tetep pake cara liat buku paket yang ada. Mending , kalau ada jawabannya di paket itu kalau nggak ada, jurusku adalah berkata “Aduh apa ya ?kakak tahu tapi aduh lupa maklum udah lama nggak ketemu pelajaran SD”
Dan untuk hari ketiga makin parah aku harus bertemu dengan yang namanya akar kuadrat.
Kebetulan Gentar lagi lewat ke ruangan tempat kami belajar. Aku langsung sok ngejelasin soal tanpa melihat paket.
“Jadi akar dari 169 adalah 14 ,mudahkan ?” kataku pada Gery yang langsung di bantahnya.
“Kak ,akar dari 169 itu 13 bukan 14 karena 14 pangkat dua itu 196 “
Aduh sial !kenapa kebodohanku bisa muncul lagi pada saat ada Gentar. Sebuah senyuman kulihat bertengger di bibirnya Gentar entah itu senyum yang meledeku atau merasa ini lucu. Harga diriku udah kecoreng nih. Tapi, aku masih punya ide.
“Kakak Cuma ngetes kamu kok, ternyata kamu itu udah ngerti materi ini“ aku harap Gentar yang masih ada diruangan mendengar ucapanku. Karena hanya alasan itu salah satu cara agar aku tidak terlihat bodoh.
**
“Terima kasih ya,kamu udah bantu adikku sampai dia jadi lebih baik di pelajaran sekolahnya “ ucap Gentar padaku saat mengantarku pulang.
“sama-sama, lagi pula nggak susah kok ngajar Gery karena Pada dasarnya dia itu pintar, nyatanya setiap aku menjawab pertanyaan dengan salah dia bisa menjawaabnya dengan benar. Mungkin karena sifatnya yang pemalu dan tak berani membuat dia nggak pd untuk mengutarakan apa yang dia pikirkan” paparku
“Oh…jadi kamu suka menjawab salah itu sengaja agar Gery menjawab dengan benar?” simpulnya
Aku mengangguk sambil tersenyum
“Padahalkan aku emang jawabnya suka salah melulu. Tapi, nggak apa-apa deh untung-untung ngebersihin nama baik “ gumamku dalam hati.
“Tapi aku harus tetap bilang terimakasih sama kamu karena berkat kamu juga Gery bisa berani dan nggak pemalu lagi”
Sekali lagi aku tersenyum dan Gentarpun tersenyum menatapku ah… mukaku langsung merah karena begitu salah tingkah di tatap Gentar begitu lekat. Tapi aku langsung BT Soalnya kak Gentar langsung pamit dan melaju pergi dengan sepeda motornya untuk pulang.
“Aku kira dia mau ngajak aku atau ngajak makan siang dan sejenisnya eh Cuma bilang makasih doang “ kesalku.
Tapi nggak heran juga melihat sikap Gentar kayak gitu. Dari dulu ia emang dikenal dengan cowok yang cuek, pemalu pasif pokoknya nggak ada kesan perayu atau penggoda dan itu sala satu alasanku menyukainya. Dulu dia bisa jadian sama Rency aja karena Rency duluan yang nembak, tapi masa sih aku harus melakukan itu juga, gengsi dong.
***
Beberapa hari mengajar Gery mampu membuatku dekat dengannya maklumlah aku emang rada centil dan cerewet waktu bicara sama dia. Alhasil dia sering tersenyum dan menjadikanku sebagai tempatnya berbicara. Mungkin, benar kata Gentar aku udah membuat Gery lebih baik.
“Ni kak, hasil ulangan ipsku nilainya 8 “ kata bocah tambun itu padaku kusambut kertas itu dengan sebuah senyum “Bagus ,lumayan. Gimana teman-teman kamu ada yang dapat sepuluh?”
“ada kak beberapa orang “
“temen kamu bisa nilainya 10 kamu harus turutin mereka tuh” saranku
“Nggak ah mereka dapat nilai 10 karena lihat buku paket ,tadi aku lihat sendiri.”
“Kenapa nggak ? kalau emang dengan lihat buku kamu dapat nilai 10” usulku lagi
“Kak Dita, mencontek itukan perbuatan tercela, kata Guruku di sekolah dengan mencontek kita sama saja membuat bodoh diri kita. lagipula kita sekolah untuk belajar bukan untuk dapat nilai besar”
“Degg….” kata-kata Gery sangat menyindir dan menegurku secara tidak langsung. Selama ini aku bergemul dengan hal yang aku anggap sepele ternyata itu sangat berpengaruh, nyatanya dengan kebiasaan ku menyontek hasilnya otaku jadi kosong. Kini aku merasa malu pada diriku sendiri dan merasa tak pantas untuk mengajar Gery.
Entah kenapa, ucapan Gery mampu mendorongku untuk bisa membimbing Gery yang artinya aku harus belajar dan lebih pintar darinya.
Meski rasanya mustahil. Tapi, ini benar-benar terjadi. Seorang Leondita belajar dengan membaca buku-buku pelajaran SD dan menghapalnya. Awalnya memang sulit bagi aku yang selalu mengutamakan main dan jajan daripada belajar dirumah, tapi gara-gara sosok penyemangatku Gery, aku berhasil sedikit demi sedikit membimbingnya. Otomatis aku nggak tampak bodoh lagi dihadapanya.
Tanpa aku sadari hal itu berdampak pada pelajaranku disekolah. Gara-gara suka baca buku pelajaran SD, jadi keterusan semua buku pelajaran sekolah aku baca hasilnya aku bisa melewati ulangan-ulanganku dengan gemilang tanpa embel-embel nyontek, tentu saja ini menggemparkan teman-teman kelasku yang tahu aku sering nyontek.
****
Hancur,hancur hatiku. Kok seperti judul lagu ya. Tapi hatiku ini memang hancur gara-garanya aku kemarin mergokin Gentar lagi pelukan sama Rency di taman belakang sekolah, belum lagi ditambah sepulang sekolah Gentar mengantar Rency pake motornya.
“Nyebelin !emang sih dari gelagatnnya Gentar kayak nggak ada rasa sama aku, tapi kenapa dia harus balikan lagi sama Rency.
“Iya nih kakak sedih soalnya kemrin kakak liat Gentar pelukan sama Rency ,mantannya “kataku blak-blakan .Ups !aku keceplosan
“Leondita bodoh ,kenapa harus ceritakan hal itu sama Gery “sesalku dalam hati
Gery tersenyum geli ,membuatku malu
“Kak Gentar !Kak Leondita cemburu nih ngelihat kakak pelukan sama cewek lain “teriak Gery sangat keras sehinggaterdengar sampai ruang tamu dimana Gentar berada .aku langsung terhenyak tak menyangka Gery akan melakukan hal itu .belum sempat aku memarahi Gery ,Gentar lebih dulu munculdihadapanku dengan sebuah senyuman
“Jadi kamu lihat aku pelukan sama Rency ?kamu jangan salah paham Rency aku karena dia lagi sedih soalnya pacarnya kecelakaan motor “papar Gentar tenang .Aku menghela nafas lega ,ternyata kecurigaanku salah.otomatis aku masih punya kesempatan .
Tapi gara-gara kejadian ini ,adi ketahuan deh kalau suka sama Gentar .
Syukurlah Gentar akhirnya memberikan ku sinyal positif . Nyatanya dia mulai ajak aku ngedate samapai satu bulan kemudian Gentar Nembak aku .dan kitapun jadian.semua yang kualami ini memang gara gara Gery.Terimakasih Gery.
Ratu Remed
 RATU REMED
Lagi, lagi dan lagi namaku tertulis di papan pengumuman mading sekolah. Bukan sebagai orang hilang yang sedang di cari ataupun tertulis sebagai juara suatu ajang. Melainkan tercatat sebagai siswa yang harus menjalani nilai perbaikan, siswa-siswa biasa menyebutnya remedial atau remed.
Untuk kali aku merasa tenang pasalnya daftar siswa yang di remedial dikelasku hampir mencapai jumlah murid satu kelas. Itu berarti aku nggak sendiri alias remedial masal matematika.
“Ha..ha..ha…akhirnya aku punya temen remedial banyak, berarti bukan otakku yang bodoh tapi emang soalnya aja yang susah banget” aku bicara sendiri sambil ketawa-ketawa.
“Heh! ngapain loe ketawa sendirian, kesambet setan ya. lo?” sapa Ria teman sebangkuku yang baru menepi di depan papan mading dan langsung membaca deretan daftar siswa yang di remedial. Wajahnya langsung kusut kayak baju yang belum di setrika setelah tahu namanya ada dalam daftar.
“Ternyata lo tuh sama aja kayak gue, langganan di remedial“ sindir ku masih tertawa.
“Eits, sorry. Jangan samakan gue sama lo .Gue Cuma pernah dua kali di remedial dalam satu semester ini . tapi lo, udah nggak kehitung di remedial tiap mata pelajaran , Dasar Ratu Remed !” balas gadis kurus berambut panjang itu begitu sengit bahkan mampu merubah air mukaku menjadi kesal.
“Ratu Remed ? seenaknya ganti nama orang .Namaku itu Ratu Fransiska Aletra. Lagian apa nggak ada sebutan lain yang lebih manusiawi daripada nama Ratu Remed? “ tangkasku tak terima teman-teman sekelasku memanggilku seperti itu, termasuk sahabatku sendiri Ria.
“Salah lo sendiri , doyan banget nongol di daftar remedial. “
“Ah…itu gurunya aja yang salah kasih nilai. perasaan aku udah rajin belajar siang dan malam” mendengar pembelaanku Ria malah ketawa ngakak .
“Belajar dari Hongkong .Yang ada siang dan malam lo mikirin main basket ,nonton bola and main PS “ timpalnya makin membuatku geram dan kehabisan kata-kata karena benar ucapan Ria , pantes aja aku sering di remedial. Toh, aku nggak pernah Belajar. Daripada pusing sendiri, aku memilih pergi dari hadapan Ria. “Tunggu Ratu, kita ke kelas bareng!” seru Ria menyusulku .
Aku yang tengah berjalan menyusuri koridor kelas tiba-tiba di dorong sesosok tubuh dari arah belakang hingga terjatuh ke lantai. Sakit ?Jelas.
“Maaf,aku nggak sengaja “ sesal orang yang menubruku seraya membantuku berdiri.
Dengan suasana hatiku yang mendung dan mendapat perlakuan seperti ini sudah dipastikan aku pasti marah besar .Tapi tunggu, rasa itu kemudian lenyap seketika ,saat kutahu cowok yang menabrak dan membantu ku berdiri adalah Rasial gebetanku di sekolah ini .
            Dari dulu  mana berani aku deket atau kenalan sama dia. Tapi, sekarang nasib malah menuntunnya padaku .
“Kamu nggak apa-apa , apa ada yang luka ?” tanyanya setelah melihatku berdiri 
“Nggak apa-apa kok . aku baik baik saja, “ jawabku seraya menunjukan senyum termanis, padahal aslinya sakit apalagi lututku. Tapi, tak mengapa ,kali aja dia love at first sight gitu sama aku .
Wajah Raisal tampak lega mengetahui aku baik-baik saja .
“Kenalin aku Raisal anak kelas 10.1 “ katanya memperkenalkan diri .
Moment ini cepat ku manfaatkan. Sambil mengibaskan sedikit rambut panjangku  yang hitam lurus penuh pesona kubalas uluran tangan  itu.
“Namaku Ratu. anak kelas 10.4 “ balasku lemah lembut tak lupa diiringi senyum termanis di dunia .
“Oh….jadi kamu Ratu Remed dari kelas 10.4 itu” ujarnya polos 
“Gubrakk….!” 
            Mimpi apa aku semalam sampai cowok gebetan aku sendiri bisa tahu nama panggilanku Ratu Remed. Apa nggak bisa dia kenal aku sebagai Ratu bintang basket atau ratu cantik kek . Pupus sudah harapanku untuk membuat Raisal terkesan .
            Hatiku makin remuk ketika Raisal tanpa pamit pergi dan malah memanggil seorang gadis yang aku kenal sebagai Rena teman sekelasku yang terkenal pintar .
            Mereka terlihat akrab, apalagi Raisal tak segan merangkul tangan Rena. Kemudian keduanya berlalu dari pandanganku .
Setelah menyakaksikan itu pada cuaca dingin seperti ini malah hawa panas yang kurasa .cemburu.
Sebaliknya Ria yang sejak tadi menyaksikan juga malah cengengesan 
“nggak lihat apa , aku tuh lebih cantik daripada Rena. hidungku mancung ,bodiku langsing kulitku putih. Tapi, dia malah ngelirik Rena yang tambun dan pesek itu” rutukku tak terima.
“Tapi setidaknya Rena itu nggak pernah di remedial kayak kamu , Ratu Remed “ ledek iseng Ria .
Tak bisa dipungkiri Rena memang terkenal pintar di kelas sampai ulangan tempo hari dari sekelas hanya dia yang lulus . pokoknya bintang pelajaran. Tapi, BT juga aku disudutkan sahabatku sendiri.
“Ri, sebenarnya lo tuh musuhku atau sahabatku, perasaan dari tadi kamu menyerang aku dengan kelemotan otakku yang terus di remedial “ Ria garuk kepala merasa bersalah 
“Sory ,sory aku kan Cuma bercanda “
“Lagian siapa sih yang punya ide mengumumkan siswa yang di remedial di papan pengumuman. ini sih namanya peembunuhan karakter “ gerutuku lagi.
****
“Aaargh…….! “ teriakku saat tahu namaku tertulis sebagai siswa yang di remedial pelajaran kimia di papan pengumuman. Ternyata teriakanku berhasil mengagetkan siswa lain yang ada di sekitarku. 
Daripada malu jadi pusat perhatian, aku cepat angkat kaki dari sana . Ditengah perjalanan aku bertemu dengan Ria. Tentu, dengan senyum bahagia karena ia tak masuk dalam daftar siswa yang diremedial kimia.
“Kenapa tuh muka kusut amat ?”
“Hidupku memang benar-benar sial, udah kemarin aku dimarahin Rena di depan Raisal sekarang aku diremedial lagi “ kesalku 
“Apa? kamu dimarahi Rena ?”
“Ya, gara-gara aku belum membuat laporan kegiatan mading , katanya OSIS butuh banget buat anggaran”
“Pantes aja dia marahin kamu , kamu yang salah”
“Aku tahu ,dia itu sekretaris osis dan punya wewenang untuk itu. Tapi, kenapa sih dia marahi aku dihadapan Raisal waktu istirahat bukannya waktu kelas olahraga aja “
“Bener juga sih. Tapi, kemarin pagi Rena kan nggak ada di kelas olahraga malah dia nggak ikutan di tes lari “ ingat Ria 
Peryataan Ria seakan menyadarkanku akan sesuatu  yang mengganjalku. 
“Nggak kemarin aja kali , setiap kita di tes olahraga dia nggak pernah ikut di tes “
“kok kita baru sadar ya “
“Tapi kenapa dia selalu lulus nilai olah raga “ heranku 
Ria angkat bahu
“Mentang-mentang Rena pintar, ia dapat nilai olah raga tanpa di tes “
****
Aku baru saja keluar dari ruang guru bersama dua siswa lain yang juga selesai melaksanakan remedial bersamaku. Aku agak kecewa juga, pasalnya soal remedial tadi begitu sulit dari ulangan sebelumnya. Masih bergelut dengan kekesalan, wajah rena udah nongol di depan mataku seraya menyerahkan sekantong bahan untuk terbitan mading. "OSIS mau mading terbit lebih awal katanya sekolah mau mengadakan lomba sastra melalui mading " kata Rena. Aku yang baru menerima bahan untuk mading tercengang. "apa? Terbit lebih awal ! aku nggak bisa!" tolakku. "tapi Ratu. Inikan mudah, kamu bisa minta bantuan anggota mading lainnya " emosiku memuncak dalam keadaan kesal seperti ini tentu aku tak mau di sudutkan dengan keras aku hempaskan bahan-bahan untuk mading ke arah muka Rena .
“Kalau menurutmu mudah kenapa kamu nggak kerjain sendiri. Jangan mentang-mentang kamu sekretaris OSIS, kamu bisa seenaknya nyuruh aku “ bentakku cukup mengagetkan Rena.
“Aku kan Cuma mengingatkan kewajibanmu sebagai ketua mading” kata Rena pelan.
“Kamu nggak tahu gimana jadi aku, tiap ulangan selalu di remedial . meski terus berusaha aku terus remedial. belum lagi temen-temenku yang suka mengejek dan mengataiku Ratu Remed. Sekarang kamu suruh aku ngerjain tugas ini. kamu enak , nggak pernah ngerasain di remedial, bahkan untuk mendapatkan nilai olahraga kamu tak perlu ikut tes .Berapa uang yang kamu keluarkan untuk nilai olah ragamu ?”
Teriakku begitu kasar sehingga Rena Tak berani menatapku, ia malah tertunduk dan Oh,tidak ! ia menitikan air mata. 
            Aku terhenyak menyadari sikap dan ucapanku terlalu menyakitkan. Hening, yang terdengar hanya tangisan Rena. 
“Kamu bener aku nggak pernah ikutan olahraga, Sebenarnya aku ingin seperti kalian. Tapi kenyataannya aku nggak bisa , nggak bisa!” ujar Rena di sela tangisannya. 
“Kenapa?” pertanyaan itu tiba -tiba meluncur dari mulutku. 
“Saat umurku 14 tahun aku mengalami kecelakaan mobil yang membuat luka di tulang kaki dan punggungku. Sejak itu aku dilarang berolahraga berat karena dapat merusak tulangku  dan kamu perlu tahu untuk mendapat nilai olahraga aku dapat tugas tertulis bukannya membayar dengan uang “ Rena mengakhiri penjelasannya dengan menghapus air matanya dan mencoba tegar.
            Aku benar – benar merasa bersalah sekaligus tak menyangka Rena punya pengalaman yang menyedihkan. 
“Terkadang aku iri melihat kamu dan teman yang lain bisa bebas berolahraga, Tapi aku sadar manusia tak ada yang sempurna, punya kelemahan dan kelebihan yang harus kita terima “ lanjutnya. Makin membuatku tersadar akan kekeliruanku yang selalu memandang kelemahanku saja tanpa melihat potensiku di bidang olahraga .
“Maafin aku ya Ren karena perasaanku yang iri pada kepintaraanmu dan kedekatanmu dengan Raisal aku jadi menyakitimu “ sesalku . Rena tersenyum tanda ia telah memberikan maafnya.
“Jadi kamu naksir Raisal ? tenang aja, aku bukan pacarnya kok .Tapi dia itu sepupuku,” tutur Rena yang tertawa kecil melihat wajahku yang merah karena malu.
****
“Ratu….!” panggil Raisal yang hampir mendekati Ratu di depan kelasnya. Tapi tak ada sahutan dari mulut Ratu, yang ada dia tengah serius dengan hp blackberry di tangannya, sekali lagi Raisal memenggil cewek yang kini jadi pacarnya itu. Tetap ia tak memberikan Respon. 
“Hallo Ratu Remed !” Panggil Raisal lagi kali ini sangat keras hingga Ratu tersentak dan menyadari kehadiran cowoknya dengan wajah kusam.
“Ih…..apaan sih manggil aku Ratu Remed lagi. Kamu tuh sama aja sama temen temenku yang lain pasti manggil aku dengan sebutan itu padahalkan  sudah semester ini aku nggak pernah di remed itu karena aku mau belajar dan atas bantuan Rena juga.”
“ya maaf sayang habis kamu susah sih di panggil dari tadi ,tapi biar kata kamu dipanggil sejelek apapun kau akan tetap di hatiku.” puitis Raisal sambil merangkul Ratu .
“Uh….dasar Gombal!” sergah Ratu meski ia sebenarnya senang .
Begitulah, berkat sahabat baruku Rena yang mengajariku beberapa mata pelajaran. Akhirnya, aku nggak pernah di remedial lagi dan berkat dia juga aku bisa jadian sama Raisal. Meski sebenarnya temen-temenku tetap memanggilku Ratu Remed. Tapi, tak mengapa yang penting aku sudah berusaha untuk belajar. Semangat!
Langganan:
Komentar (Atom)
