Sabtu, 12 Februari 2011

Gara gara Gery

 “Dita,kamu lihat Rency nggak ?” tanya Gentar padaku yang tengah berdiri didepan kelas sendirian.
“Emangnya ada perlu apa kamu cari Rency ?” tanyaku balik ,heran untuk apa Gentar mencari mantan pacarnya itu.
“Begini, aku mau minta dia ngajar les adik laki-lakiku yang kelas lima SD,“
“Aku udah  coba mengajarinya dan memasukannya  ke bimbingan belajar. Tapi nggak ada hasilnya, mungkin saja Rency bisa bantu,”lanjutnya.
    Wah gawat kalo begini caranya mereka bisa jadian lagi artinya nggak ada kesempatan aku untuk deketin Gentar. Aku harus ambil tindakan.
“Kalau ngajar anak kelas lima SD aja, aku juga bisa. Nggak perlu minta bantuan Rency” spontan kata-kata itu keluar dari mulutku. Ceritanya aku lagi promosi diri.
“Ya udah ,gimana kalau kamu aja yang ngajar adikku. Gajinya lumayanlah buat nambah uang saku. Soal transportasi jangan khawatir aku akan antar jemput kamu “ mendengar tawaran Gentar tak ayal mampu membuatku menggangguk tanda bersedia ,kapan lagi coba dapat kesempatan diantar jemput Gentar pake motor ninjanya .Uh……so sweet!
    “Kalau begitu nanti sore aku jemput kamu, untuk alamat rumahmu kamu sms aja ya” kata gentar seraya melangkah pergi.
“Yeah……!akhirnya aku punya kesempatan deket  sama Gentar “ aku begitu riang dan bahagia .
    Tapi tunggu, aku Leondita kameswari Vyanda ngajar anak kelas lima SD. Ok..!dalam sejarah raportku dari SD aku memang tak pernah mendapatkan nilai  jelek. Tapi untuk sekedar informasi sekaligus pengakuan  sebenarnya sejak SD aku dapat nilai itu dengan nyontek  bahkan saat ulanganpun   aku pakai taktik buka buku atau nodong murid pinter biar ngasih jawaban  dan itu berlanjut hingga aku SMU. Pokoknya, aku jauh dari yang namanya belajar dan sekarang aku harus mengajar anak kelas lima  SD? mati aku…….!

*
“Kamu punya pr ?” tanyaku membuka pembicaraan pada Gery adik Gentar di hari pertama aku mengajar.
    Bocah tambun tapi tampan itu menggangguk, kemudian meronggoh tas sekolahnya, selagi ia mengeluarkan buku prnya  aku mengalihkan pandangan ke sebrang ruangan  dimana, Gentar tengah menonton tv dengan gayanya yang macho, hal itu membuatku merasa Gentar adalah cowok yang paling cool.
“Kalau gini caranya, tiap hari mataku bisa seger karena terus ngelihat Gentar “
“Raja yang yerkenal dari majapahit adalah ?” Gery mulai membaca soal pertama prnya yang mampu menyadarkanku untuk kembali mengalihkan perhatian padanya.
“Oh………jawabannya  ya Gajah mada “jawabku mantap.
Anak berusia 10 tahun itu mengerenyitkan dahinya dan terlihat kebingungan.
“Kamu kenapa ,ada yang kamu nggak ngerti” tanyaku heran
“Gajah mada itukan bukan raja tapi dia itu maha patih “ jawabnya pelan
“Aduh Leondita……bego banget sih, kenapa bisa sok yakin  gitu ngejawabnya pake salah lagi “ wajahku langsung memerah karena malu.
    Untuk menutupi kesalahanku,aku tersenyum lebar dan cepat meroggoh buku paket ips  yang ada di meja. Aku  pura-pura membuka-buka halaman buku itu, hingga akhirnya ku temukan sebuah nama yaitu hayam wuruk.
“Kakak Cuma ngetes kamu aja dan ternyata kamu tahu kalau Gajah mada itu adalah maha patih dan jawaban yang sebenarnya  itu hayam wuruk “ paparku penuh percaya diri.
Huh !akhirnya aku dapat alasan biar nggak malu. Dengan bantuan  buku paket itu juga aku bisa menjawab pertanyaan pertanyaan selanjutnya. Untungnya  Gery nggak curiga kalau aku nggak menguasai materi ini.
    Itu baru hari pertama ,untuk hari kedua parah. Aku harus membantunya menjawab soal tentang ipa, mengenai sistem pernafasan dan pencernaan manusia. Sumpah pusing! banyak istilah-istilah yang nggak aku ngerti.
      Tapi aku tetep pake cara liat buku paket yang ada. Mending , kalau ada jawabannya di paket itu kalau nggak ada, jurusku adalah berkata “Aduh apa ya ?kakak tahu tapi aduh lupa maklum udah lama  nggak ketemu pelajaran SD”
Dan untuk hari ketiga makin parah aku harus bertemu dengan yang namanya akar kuadrat.
    Kebetulan Gentar lagi lewat ke ruangan tempat kami belajar. Aku langsung sok ngejelasin  soal  tanpa melihat paket.
“Jadi akar dari 169 adalah 14 ,mudahkan ?” kataku pada Gery yang langsung di bantahnya.
“Kak ,akar dari 169 itu 13 bukan 14 karena 14 pangkat dua itu 196 “
Aduh sial !kenapa kebodohanku bisa muncul lagi pada saat ada Gentar. Sebuah senyuman kulihat bertengger di bibirnya Gentar entah itu senyum yang meledeku atau merasa ini lucu. Harga diriku udah kecoreng nih. Tapi, aku masih punya ide.
“Kakak Cuma ngetes kamu kok, ternyata kamu itu udah ngerti materi ini“ aku harap Gentar yang masih ada diruangan mendengar ucapanku. Karena  hanya  alasan itu salah satu cara agar aku tidak terlihat bodoh.
**
“Terima kasih  ya,kamu udah bantu adikku sampai dia jadi lebih baik di pelajaran sekolahnya “ ucap Gentar padaku saat mengantarku pulang.
“sama-sama, lagi pula nggak susah kok ngajar Gery karena Pada dasarnya dia itu pintar, nyatanya setiap aku menjawab pertanyaan dengan salah dia bisa menjawaabnya dengan benar. Mungkin  karena sifatnya yang pemalu  dan tak berani membuat dia nggak pd  untuk mengutarakan apa yang dia pikirkan” paparku
“Oh…jadi kamu suka menjawab salah itu sengaja agar Gery menjawab dengan benar?” simpulnya
Aku mengangguk sambil tersenyum
“Padahalkan aku emang jawabnya suka salah melulu. Tapi, nggak apa-apa deh untung-untung ngebersihin nama baik “ gumamku dalam hati.
“Tapi aku harus tetap bilang terimakasih sama kamu karena berkat kamu juga Gery bisa berani dan nggak pemalu lagi”
Sekali lagi aku tersenyum dan Gentarpun tersenyum menatapku ah… mukaku langsung merah karena begitu salah tingkah di tatap Gentar begitu lekat. Tapi aku langsung BT Soalnya kak Gentar langsung pamit dan melaju pergi dengan sepeda motornya untuk pulang.
“Aku kira dia mau ngajak aku atau ngajak makan siang dan sejenisnya  eh Cuma bilang makasih doang “ kesalku.
Tapi nggak heran juga melihat sikap Gentar kayak gitu. Dari dulu ia emang dikenal dengan cowok yang cuek, pemalu pasif pokoknya nggak ada kesan perayu atau penggoda dan itu sala satu alasanku menyukainya. Dulu dia bisa jadian sama Rency aja karena Rency duluan yang nembak, tapi masa sih aku harus melakukan  itu juga, gengsi dong.
***
Beberapa hari mengajar Gery mampu membuatku dekat dengannya maklumlah aku emang rada centil dan cerewet waktu bicara sama dia. Alhasil dia sering tersenyum dan menjadikanku sebagai tempatnya berbicara. Mungkin, benar kata Gentar aku udah membuat Gery lebih baik.
“Ni kak, hasil ulangan ipsku nilainya 8 “ kata bocah tambun itu padaku kusambut kertas itu dengan sebuah senyum “Bagus ,lumayan. Gimana  teman-teman kamu ada yang dapat sepuluh?”
“ada kak beberapa orang “
“temen kamu bisa nilainya 10 kamu harus turutin mereka tuh” saranku
“Nggak ah mereka dapat nilai 10 karena lihat buku paket ,tadi aku lihat sendiri.”
“Kenapa nggak ? kalau emang dengan lihat buku kamu dapat  nilai 10” usulku lagi
“Kak Dita, mencontek itukan perbuatan tercela, kata Guruku di sekolah  dengan mencontek kita sama saja membuat bodoh diri kita. lagipula kita sekolah untuk  belajar bukan untuk dapat nilai besar”
“Degg….” kata-kata Gery sangat menyindir dan menegurku secara tidak langsung. Selama ini aku bergemul dengan hal yang aku anggap sepele ternyata itu sangat berpengaruh, nyatanya dengan kebiasaan ku menyontek hasilnya otaku jadi kosong. Kini aku merasa malu pada diriku sendiri dan merasa tak pantas untuk mengajar Gery.
      Entah kenapa, ucapan Gery mampu mendorongku untuk bisa membimbing Gery  yang artinya aku harus belajar dan lebih pintar darinya.
Meski rasanya mustahil. Tapi, ini benar-benar terjadi. Seorang Leondita belajar dengan membaca buku-buku pelajaran SD dan menghapalnya. Awalnya memang sulit bagi aku yang selalu  mengutamakan main dan jajan  daripada belajar dirumah, tapi gara-gara sosok penyemangatku  Gery, aku berhasil sedikit demi sedikit membimbingnya. Otomatis aku nggak tampak bodoh lagi dihadapanya.
Tanpa aku sadari hal itu berdampak pada pelajaranku disekolah. Gara-gara suka baca buku pelajaran SD, jadi keterusan semua buku pelajaran sekolah aku baca hasilnya aku bisa melewati ulangan-ulanganku dengan gemilang tanpa embel-embel nyontek, tentu saja ini menggemparkan teman-teman kelasku yang tahu aku sering nyontek.
****
Hancur,hancur hatiku. Kok  seperti judul lagu ya. Tapi hatiku ini memang hancur gara-garanya aku kemarin mergokin Gentar lagi pelukan sama Rency di taman belakang sekolah, belum lagi ditambah sepulang sekolah Gentar mengantar Rency pake motornya.
“Nyebelin !emang sih dari gelagatnnya Gentar kayak nggak ada rasa sama aku, tapi kenapa dia harus balikan lagi sama Rency.
“Iya nih kakak sedih soalnya kemrin kakak liat Gentar pelukan sama Rency ,mantannya “kataku blak-blakan .Ups !aku keceplosan
“Leondita bodoh ,kenapa harus ceritakan hal itu sama Gery “sesalku dalam hati
Gery tersenyum geli ,membuatku malu
“Kak Gentar !Kak Leondita cemburu nih ngelihat kakak pelukan sama cewek lain “teriak Gery sangat keras sehinggaterdengar sampai ruang tamu dimana Gentar berada .aku langsung terhenyak tak menyangka Gery akan melakukan hal itu .belum sempat aku memarahi Gery ,Gentar lebih dulu munculdihadapanku dengan sebuah senyuman
“Jadi kamu lihat aku pelukan sama Rency ?kamu jangan salah paham Rency aku karena dia lagi sedih soalnya pacarnya kecelakaan motor “papar Gentar tenang .Aku menghela nafas lega ,ternyata kecurigaanku salah.otomatis aku masih punya kesempatan .
Tapi gara-gara kejadian ini ,adi ketahuan deh kalau suka sama Gentar .
Syukurlah Gentar akhirnya memberikan ku sinyal positif . Nyatanya dia mulai ajak aku ngedate samapai satu bulan kemudian Gentar Nembak aku .dan kitapun jadian.semua yang kualami ini memang gara gara Gery.Terimakasih Gery.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar